Setiap hari Rabu dan Sabtu, ke rumahku selalu ada penjual kerupuk yang sudah jadi langganan.

Aku dan istriku juga ibuku ( kebetulan rumah kami bersebelahan ) selalu membeli kerupuk dari kakek tersebut.

Ada satu hal yang membuatku selalu ingin membeli kerupuk dari si kakek .

Setiap kali aku menyerahkan uang untuk membayar kerupuk, si kakek selalu meletakkannya di atas kepala sambil terucap syukur dari bibirnya :

“ Alhamdulillah…terima kasih ya Allah…”

Suatu hari aku memberikan sepotong baju batik , sebelum menerimanya si kakek menatapku lekat-lekat, entah apa maksudnya, tapi kemudian ia menerimanya.

Kemudian ia minta ijin duduk di kursi yang kebetulan ada di teras.

Ditengadahkan tangannya sambil terucap syukur pada apa yang diterimanya, kemudian ia berdo’a kepada Allah SWT untuk keselamatan dan keberkahan keluarga kami.

Betapa terharunya aku…, betapa besar rasa syukur si kakek akan apa pun yang ia terima.

Suatu pelajaran berharga bagi aku dan keluargaku.

Mudah-mudahan, aku bisa meniru jejak si kakek penjual kerupuk yang selalu bersyukur akan apa yang di terima…, sekecil apa pun itu…, atau bahkan sebesar apa pun itu.

Komentar
  1. jaiman1 berkata:

    bagus sekali sederhana tapi mantap
    salam kenal

  2. Mang Ajid berkata:

    Terima kasih komentarnya.
    Salam kenal juga.

  3. Deef berkata:

    Sae pisan Mang. Salam sono.

  4. Mang Ajid berkata:

    Thanks friend.
    Ka mana wae ? Jarang on.
    Salam sono kembali.

  5. Joe berkata:

    Simple dan mengharukan….uapik temenan kang…

  6. Mang Ajid berkata:

    Terimakasih atas komentarnya.
    Salam.

  7. meme berkata:

    Buagus banget, simpel tapi ngena banget di hati
    salam kenal……………

  8. Mang Ajid berkata:

    Salam kenal juga.
    Terimakasih sudah mampir.

Tinggalkan komentar